Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

Pada mata pelajaran sejarah kali ini kita akan membahas Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan (1829-1907), simak penjelasan perlawanan rakyat sulawesi selatan terhadap melawan penjajahan belanda.
 Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan
Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan (1829-1907)

Pada tahun 1824, Belanda menyerang Tanette dan berhasil menguasainya. Belanda juga menyerang Kerajaan Suppa dan mendapat perlawanan keras dari rakyatnya sehingga menderita kekalahan. Belanda mengadakan serangan kedua ke Kerajaan Suppa yang dibantu oleh pasukan dari Gowa dan Sidenreng. Menghadapi kekuatan besar, Kerajaan Suppa menderita kekalahan dan Belanda berhasil menduduki beberapa bentengnya. 

Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

Pada bulan Oktober 1824,  Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan pasukan Bone dapat menghancurkan pos-pos Belanda di Pangkajene, Labakang, dan merebut kembali Tanette. Rajanya dinaikkan takhta kembali, kemudian Tanette bergabung dengan Bone. Kekuatan Bone makin besar dan daerah kekuasaannya makin luas. Oleh karena itu, Bone merasa berkewajiban melindungi kerajaan-kerajaan lainnya.

Di sisi lain, kedudukan Belanda di Makassar makin lemah. Oleh karena itu, Belanda meminta bantuan ke Batavia. Pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan Jenderal Mayor van Geen. Pada tanggal 5 Februari 1825, van Geen menyerang pusat-pusat pertahanan pasukan Bone, terutama Bulukamba, Suppa, Segeri, Labakang, dan Pangkajene. Pada saat yang bersamaan, Raja Tanette (wanita) berbalik memihak Belanda. Hal ini jelas melemahkan Bone. Pertempuran terus berkobar dan pasukan Bone bertahan mati-matian. Karena kalah dalam persenjataan, pasukan Bone makin terdesak. Benteng Bone yang terkuat di Bulukamba dapat dikuasai oleh Belanda.

 Demikianlah pelajaran sejarah mengenai Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan, semoga bermanfaat bagi anda para pelajar, dan juga bagi anda yang tinggal di Sulawesi Selatan dengan membaca artikel pelajaran sejarah ini bisa bangga dengan perjuangan rakyat waktu itu.